Bab 93 Beri Tahu Dia Kamu Tidak Mencintainya Lagi 

Elsy mengambil mikrofon dari tangan pembawa acara, wajahnya memerah karena marah dan malu, bahkan sekujur tubuhnya pun memanas. Dia menggertakkan giginya sambil memegang mikrofon dengan erat hingga buku jarinya menonjol. 

Meminta maaf secara terbuka dalam acara seperti ini sama dengan menginjak harga diri Keluarga Hosana. Melihat ekspresi Josh, dia dapat menebak apa yang akan terjadi setelah acara berakhir, tetapi kalau dia tidak meminta maaf… dan mengabaikan Kayla, dia akan berakhir tragis! 

“Aku Elsy ingin meminta maaf pada Kayla ….” 

Kayla menyaksikan adegan ini dengan tenang. Ketika Theo meregangkan tangan, Kayla langsung mengeluarkan tangannya. Dia langsung berjalan ke tempat parkir tanpa mengucapkan sepatah kata pun. 

Hari ini dia datang dengan mengendarai mobilnya sendiri. Ada langkah kaki yang mengikutinya, dia tahu itu adalah Theo, tetapi dia tidak peduli. 

Setelah kejadian itu, orang–orang otomatis meninggalkan acara. 

Hanya ada satu tempat parkir di kediaman Keluarga Hosana, jadi tidak heran kalau mereka berjalan ke arah yang sama. Namun, Theo mengikutinya sampai ke tempat dia memarkir mobil. 

Kayla mengangkat alisnya dengan sinis. “Pak Theo juga parkir mobil di sini?” 

“Aku minum alkohol, nggak boleh mengemudi.” 

Theo menatap ratusan ribu tamu yang dibuat pergi oleh Kayla. Meskipun dia tidak mengatakan apa–apa, terlihat cahaya menghina di antara alisnya

Dia hampir menuliskan suatu kalimat di wajahnya. “Lihatlah kehidupan macam apa yang kamu jalani 

setelah meninggalkanku!” 

Kayla mengangkat bahunya sambil merentangkan tangannya. “Turut prihatin, tapi tempat ini nggak jauh dari Vila Aeris, kamu bisa pulang dengan berjalan kaki.” 

Setelah berkata demikian, Kayla mengabaikannya dan masuk ke dalam mobil. 

Setelah Kayla menyalakan mobil, Theo langsung membuka pintu penumpang dan masuk ke dalam. Dia berkata sambil memejamkan matanya, “Antar aku ke Vila Aeris.” 

Sikapnya sangat santai, sama sekali tidak merasa malu. 

Kayla membelalakkan matanya. Dia kira sekalipun pemuda kaya seperti Theo tidak tahu malu, Theo 

pasti punya harga diri. Namun, kenyataannya tidak. 

Kayla mengerutkan keningnya sambil berkata dengan kesal, “Suruh anggota Keluarga Hosana 

mengantarmu pulang.” 

+15 BONUS 

Theo membuka matanya dan matanya memerah. Ketika berpapasan di kamar mandi tadi, Kayla mencium bau alkohol di tubuhnya. Sekarang di dalam mobil yang tertutup, bau alkohol di tubuhnya makin kuat dan suaranya menjadi sangat berat. Dia berkata dengan serak dan lesu, “Aku nggak suka 

naik mobil orang asing.” 

Kayla tertegun. 

Dia lupa bahwa Theo adalah anak emas yang sering diteror. Evi juga mengatakan bahwa Theo pernah 

dibuntuti ketika masih kecil. 

Walaupun demikian, dia tetap tidak ingin mengantar Theo pulang. Vila Aeris berlawanan arah dengan apartemen yang dia tempati sekarang, yang searah hanyalah dari tempat parkir ke jalan besar. 

“Kamu bisa menyuruh Paman Dafa datang menjemputmu.” 

“Anak Paman Dafa sakit, beberapa hari ini sedang dirawat di rumah sakit.” 

Para tamu di pesta pertunangan sudah bubar dan mobil–mobil di sekitar mulai melaju pergi. Kayla menginjak rem sambil berkata dengan kesal, “Kamu bisa menyuruh Raline datang menjemputmu.” 

“Kamu adalah istri sahku. Mengantarku pulang adalah kewajibanmu.” 

Kayla berkata, “Kalau begitu akan kuberikan statusku ini padanya sekarang juga. Aku yakin dia akan 

sangat bahagia.” 

Terlihat jelas Kayla sedang melemparkan kewajiban mengantar Theo pulang kepada Raline. Namun, sebenarnya siapa pun dapat mengerti makna di balik ucapannya ini. Dia bukan hanya ingin menyerahkan kewajiban mengantar Theo pulang, tetapi juga menyerahkan posisi Nyonya Oliver

“Apa kamu begitu ingin bercerai?” 

“Ya.” 

“Kamu begitu ingin menyatukanku dengan Raline?” 

Setiap kali Theo mengajukan pertanyaan, keduanya akan terdiam untuk cukup lama. Keheningan yang melanda mereka membuat suasana menjadi sangat canggung. Ketika melihat Theo meremas ponsel, Kayla merasakan suatu gejolak di hatinya. Benda yang ingin Theo remas bukanlah ponsel, melainkan 

lehernya.  sᴇaʀᴄh thᴇ FindNøvᴇl.nᴇt website on Gøøglᴇ to access chapters of novels early and in the highest quality.

“Aku mengorbankan diriku untuk menyatukan kalian. Kamu seharusnya berterima kasih atas kemurahan hatiku. Kalau nggak, Raline hanya akan menjadi wanita simpanan seumur hidupnya.” 

Kata “mengorbankan membuat Theo gembira. Ekspresinya sedikit melembut, tetapi kata–katanya tetap 

sangat keras. “Nggak perlu pengorbananmu.” 

“Tentu saja, Pak Theo bisa melakukan apa saja. Sekalipun sudah punya istri, itu juga nggak akan memengaruhi Pak Theo memanjakan Nona Raline.” Setiap kata dipenuhi dengan nada sinis. Namun, dia tidak tahu apakah dia sedang mengejek Theo atau mengejek dirinya sendiri. 

© IS BONUS 

Ekspresi Theo berubah muram. Nada bicaranya menjadi sangat dingin. “Kayla, ngomong baik–baik. jangan libatkan orang lain.” 

Lihat, dia marah. 

Karena Kayla menghina kekasihnya? 

Kayla tidak kesal, dia malah berkata sambil tersenyum, “Oke. Kalau kamu telepon Simon sekarang juga dan suruh dia menarik investasi Raline, aku akan percaya kamu nggak punya hubungan apa pun dengan 

Raline.” 

Theo menatap Kayla dengan penuh maksud. Bibirnya menegang dan amarah di sekujur tubuhnya menurun drastis. 

Theo tidak menjawab, tetapi diam berarti tidak setuju. 

Meskipun Kayla sudah menduga reaksi Theo, sebagai pihak yang dicampakkan, dia merasa agak tertekan. Hal ini tidak berhubungan dengan perasaan, hanya saja dia merasa semua usahanya selama 

tiga tahun ini terbuang sia–sia. 

Membandingkan Theo dengan anjing merupakan penghinaan terbesar bagi anjing. Bahkan anjing jalanan yang galak pun dapat menggoyangkan ekor setelah dirawat selama tiga tahun. 

“Theo, apa kamu tahu betapa aku membencimu dan Raline? Kalian tampak seperti orang yang jujur, 

tetapi diam–diam melakukan hal kotor di belakang. Kalian adalah orang munafik yang sok suci.” Ketika berbicara, Kayla terdengar sangat tenang, dia bahkan tersenyum, tetapi setiap kalimat yang dia ucapkan 

sangat emosional. 

Saat orang–orang menuduhnya membeli lukisan sendiri untuk meningkatkan reputasi, dia tidak percaya Raline tidak terlibat dalam insiden tersebut. 

Baiklah kalau Raline bersekongkol dengan orang untuk mencelakainya, tetapi masalahnya sampai 

sekarang dia belum tahu siapa yang membeli lukisan itu. 

Theo tidak menyela. Dia tampak sangat tenang, tetapi kalau diperhatikan dengan cermat, terdapat suatu cahaya rumit di matanya.. Cahaya itu dipenuhi dengan hawa dingin. 

“Aku bisa menyuruh Simon menarik investasinya, tapi ada satu syarat.” 

Kayla mempunyai firasat buruk. Berdasarkan sifat Theo, Theo tidak mungkin membiarkan Kayla 

menghinanya begitu saja

“Telepon Davin, beri tahu dia kamu nggak mencintainya lagi.” 

Kayla tercengang! 

Si berengsek Theo ini memang jahat! 

Sekarang dia dan Davin murni berteman. Mereka tidak mempunyai maksud tertentu pada satu sama 

lain. Kalau dia menelepon Davin untuk mengatakan hal seperti ini, Davin pasti akan menganggapnya 

narsistik! 

Kata–kata ini akan membuat mereka putus hubungan! 

Mengingat Davin sudah membantunya beberapa kali tanpa mengharapkan imbalan apa pun, dia tidak mungkin melakukan hal ini. Bagaimanapun, dia masih bermoral. 

Kayla melambaikan tangannya dengan kesal. “Theo, kalau kamu nggak ingin menarik investasi, bilang saja. Aku nggak memaksamu menariknya, nggak perlu gunakan cara ini untuk membuatku kesal” in 

COIN BUNDLE: get more free bonus 

Sᴇarch the FindNovel.net website on G𝘰𝘰gle to access chapters of novels early and in the highest quality.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report
Do you like this site? Donate here:
Your donations will go towards maintaining / hosting the site!